Sabtu, 13 Juni 2015

Gunung Gede

Menuju Puncak

Matahari Pagi di Suryakencana

Tenda Pendaki

Pendakian Gunung Gede

Setelah terhambat beberapa lama, akhirnya baru saya tulis perjalanan saya kali ini. Perjalanan kali ini merupakan pengalaman baru atau pertama kalinya saya naik gunung. Memang sudah dari lama saya ingin sekali merasakan naik gunung, namun karena perlu fisik dan mental yang besar akhirnya saya sempat berpikir ulang untuk mencoba mendaki gunung. Sampe pada akhirnya jadilah tanggal 30 November – 1 Desember 2013 kemarin pendakian pertama saya.


Selesai mengisi perut, saya mencoba memejamkan mata karena lumayan lelah. Perjalanan kita lanjutkan kembali nanti jam 12.00. Gunung Gede, 2958 mdpl adalah gunung yang akan saya coba daki bersama teman teman saya. Untuk ukuran pemula seperti saya, gunung ini tidaklah terlalu berat, terlebih saya akan melalui jalur Cibodas yang sudah jelas dan tampak jalurnya tidak seperti 2 jalur lainnya yaitu Gunung Putri dan Selabintana. Malam pukul 02.00 dinihari, saya dan team mulai melakukan pendakian dibawah sinar bulan yang ditemani bintang. Team ini dipimpin oleh Bang Surya dan Bang Ferdi yang sudah malang melintang naik gunung.


Beberapa menit berjalan dari titik kumpul sampailah kita di pos jaga atau pemeriksaan setelah melalui beberapa anak tangga yang akan menuntut kita melalui beberapa pos sampai ke puncak Gede. Di pos jaga tak lupa kita mengabadikan moment didepan sebuah papan besar bertuliskan beberapa informasi di Taman Gunung Gede Pangrango. 
Rojalu Team, photo by: Ferdi Bois


Selesai berfoto kita terus berjalan, bayangan kesan seram, gelap, sepi, dingin dan mencekam ternyata tidak seperti yang saya pikirkan. Karena malam itu banyak juga yang melakukan pendakian.
Baru beberapa menit berjalan nafas saya mulai terengah-engah, mungkin karena terlalu bersemangat malam itu sampai sampai saya harus berhenti setiap beberapa langkah.
Setelah atur nafas, saya mulai mendapati ritme berjalan santai tanpa membuang banyak nafas dan tenaga. Sampai akhirnya kita berjalan satu jam dan tibalah kita di pos dua yaitu pertigaan Air Terjun Cibeurem. 
Istirahat, 2 raka'at, photo by: Ferdi Bois

Istirahat beberapa menit, mengatur nafas dan jalan lagi.
Matahari mulai sedikit meraba kulit kami, sekitar pukul 05.10 kita berhenti untuk istirahat dan sebagian melalukan kewajibannya, 2 rakaat.

Saya berada di Pos Air Panas, photo by: Ferdi Bois
Setelah selesai menunaikan kewajiban, kita lanjut jalan lagi. Dari kejauhan saya mendengar suara air terjun, dan kata Bang Ferdi itu sumber air panas dan kita bakalan lewatin sumber air panas itu yang keluar lewat celah batu dan langsung mengalir ke jurang, kalo gak hati hati kita bisa kepleset dan jatuh ke jurang. 
Air Panas, photo by: Ferdi Bois








Setelah melewati sumber air panas tersebut kuta berjalan beberapa menit dan sampilah di pos Kandang Batu, dan banyak pendaki yang sudah stay dengan tendanya. Disini kita duduk sebentar atur nafas. Tadinya kita mau stay dan sarapan disini, tapi akhirnya kita mutusin untuk ngelanjutin sampe ke pos terakhir Kandang Badak.
Pos Kandang Batu, photo: Ferdi Bois


Lanjut menuju pos terakhir yaitu kandang badak, saya kaget ada 2 orang bapak bapak yang turun dengan langkah yang cepat sambil membawa dagangannya, yaitu nasi uduk. Wow! Saya kaget, pertama kalinya saya menemukan hal seperti ini. Rupanya pemandangan ini tidak asing bagi para pendaki, terlebih pada musim ramai pendakian. Kebanyakan mereka orang dari desa dikaki gunung dari Gunung Putri atau Selabintana dan mereka mulai naik jam 3 pagi.

Saya, Danny dan Embul, photo by: Ferdi Bois
Dalam perjalanan menuju Kandang Badak, saya mulai merasa letih dan lesu. Mungkin karena kita belom tidur dan juga belom sarapan. Padahal tinggal beberapa menit lagi sampai, tapi saya harus berjalan pelan dan lama berhenti karena carrier yang saya bawa cukup berat, terlebih saya membawa sebagian logistik.

Tertinggal cukup jauh, akhirnya saya mencoba berjalan cepat. Dengan demikian saya bisa stay istirahat disana lebih cepat dan santai duluan kalo cepat sampai. Sampai di Kandang Badak, teman saya sudah menyiapkan alas dan fly sheet untuk berteduh. Kondisi disana cukup ramai oleh pendaki.
Setelah sampai kira kira pukul 09.00 pagi, saya langsung istirahat sebentar dan langsung mengeluarkan logistik untuk dimasak dan kita makan.
Cukup memejamkan mata selama 2 jam kita langung beres beres dan bersiap melakukan perjalanan kembali. Didepan terdapat persimpangan, yaitu ke Puncak Gede dan yang satu ke Puncak Pangrango. Tujuan kita waktu itu adalah Gede.

Awan
Trek mulai menanjak dan hanya jalan setapak tanah. Sampai kita melewati Tanjakan Setan, trek mulai berat dan curam. Disini saya selalu berhenti setelah beberapa langkah naik. Cukup kewalahan dan lelah saya akhirnya istirahat dan ketinggalan bersama 3 teman lain. 2 orang sama seperti saya karena pendakian pertama dan yang 1 karena mengalami sedikit masalah pada bagian paha.
Gak mau nyerah begitu aja, saya jalan sendiri meninggalkan 3 teman yg mulai kewalahan menghadapi trek. Bau belerang mulai tercium, itu tandanya kawah dipuncak mulai dekat. Benar jadinya saya melongo melihat dinding raksasa dengan kawah dibawahnya. Itu puncaknya! Saya mulai bersemangat.

Menuju puncak
Sampai dibibir dinding kawah, saya mendapati Bang Ferdi dan Kakak saya sedang mengambil gambar, Bang Surya terlebih dulu turun ke Surya Kencana untuk memasang tenda.
Ditempat ini memang terbuka sampai kawah dibawahnya. Saya sedikit merinding kali itu, untuk pertama kalinya berada diatas gunung dengan pemandangan yg luar biasa. Rasa hati terharu mau nangis karena ini salah satu dari kebesaran Sang Ilahi. Puncak masih beberapa ratus meter didepan, tapi kita bertiga istirahat disini sambil nunggu yang lain. Lanjut kepuncak, pemandangan sangat luar biasa yang saya dapat. Saya berada sejajar dengan awan.

Saya di Puncak Gede, 2958 mdpl
Wow! Puncak! Untuk pertama kalinya saya berada diketinggian 2958 mdpl. Merinding dan mau nangis, tapi malu hehe. Biar gak ke sorean sampe camping ground Surya Kencana, kita langsung turun ke Surya Kencana.
Trek lumayan sedikit curam tapi berbatu dan beranak tangga. Dengan penuh sabar menuruni anak tangga, akhirnya sampe juga. Surya Kencana, padang edelweis yang cukup luas. Saya menganga melihatnya. Mungkin cuma segini aja yang bisa diceritain. Pengalaman baru dan yang gak bisa dilupain. Lain waktu mau coba daki gunung yang lain.


Matahari pagi dan Edelweis di Alun-Alun Suryakencana
Tenda di Alun-Alun Suryakencana
Jangan lupa kertasnya dibawa lagi ya
Rojalu Team di Alun-Alun Suryakencana
All photo by: Ferdi Bois and Me.
Tulisan ini sebelumnya pernah saya tulis pada 2 blog saya sebelumnya tertanggal 13 Januari 2014

Jumat, 12 Juni 2015

In Between

Pedagang Asongan dan KA Kelas Eksekutif

Senja Serayu Journey

Blog baru ini rintisan dari beberapa blog-blog lama saya yang telah usang, banyak tulisan lama saya yang kembali saya posting ulang disini, diambil dari beberapa blogspot, tumblr dan juga wordpress, selain itu juga akan ada beberapa tulisan dari teman saya yang melakukan perjalanan bersama saya. Kali ini hanya akan diisi dengan beberapa catatan perjalanan saya, entah itu sendiri atau bersama kawan-kawan saya. Sekiranya saya memang tidak pandai untuk menulis, sekiranya kelebih atau kekurangannya mohon dimaklumi. So, silahkan nikmati tulisan jelek saya dan jangan pernah berhenti untuk berjalan. Sekian, wassalam.

"Coba deh keluar, banyak hal seru dan tak terduga yang menantimu disana.."